Follower

Jumat, 01 Juni 2012

SANG JUARA

 
Keisha sedang  menari di kompetisi tari Bali. Di depannya duduk 3  juri. 
“Keisha, tarianmu bagus. Kamu masuk ke putaran berikut,” kata Juri.
“Terima kasih, Pak. Terima kasih, Bu,” jawab Keisha, tersenyum senang.

Keisha keluar dari ruang penjurian.
“Selamat Keisha, kamu berhasil! Kok kamu enggak senang?” tanya Zaskia.
“Aku berhasil. Tapi...” jawab Keisha ragu. “Aku mau mundur aja.”

 Zaskia dan Keisha berdiri di sudut ruangan. Ada beberapa anak sedang berlatih menari di tengah ruangan,.
“Kenapa mundur, bukannya kamu masuk final?” tanya Zakia. “Kamu sendiri yang mau ikut kompetisi, kan? Ayolah, Keisha. Ada apa sebenarnya,?” tanya Zaskia.
“Aku takut enggak menang,” jawab Keisha. “Lihatlah,  mereka semua narinya bagus. Aku enggak yakin bisa ngalahin mereka.”  
“Enggak usah takut, Keisha,” tanya Zaskia. “Kenapa kamu pikir harus ngalahin mereka?”
“Emmm...,” Keisha tak menjawab.
“Kamu mau menang, kan?” tanya  Zaskia.
“Iya. Aku mau jadi juara.  Aku mau dapat piala.”
“Kalau kamu mundur, enggak mungkin bisa juara.”

Zaskia menunjukkan majalah yang dibawanya.
“Kamu sudah baca cerita ini?” tanya  Zaskia.
“Sudah, sering,” kata Keisha.
“Kamu udah baca berapa lama dia latihan untuk jadi juara?” tanya  Zaskia.
“Aku tahu. Dia sudah latihan dari kecil,” jawab Keisha.
“Nah, kamu tahu kan gimana perjuangannya untuk jadi penari terkenal,” kata  Zaskia.
“Ya,  Zaskia. Latihanku belum sebanding dengan dia,” kata Keisha.

Mereka berdua diam.
“ Zaskia, temani aku latihan, ya?” pinta Keisha.
“Lho, baru selesai lomba, kok mau latihan lagi? Enggak capek?” 
“Aku enggak boleh nyerah. Aku harus terus latihan supaya lebih bagus dari mereka. Aku harus juara,” kata Keisha semangat lagi.
“Nah, gitu dong. Itu baru Keisha yang pantang menyerah. Keisha Sang Juara.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar